LOGAM NON FERROUS DAN JENISNYA
Logam
Non-Ferrous dan Paduannya. Dengan maksud memenuhi syarat konstruksi mendapatkan
sifat kekuatan yang lebih baik (sifat mekanis, kekerasan, tensile strength),
maka logam nonferrous dipadukan dengan logam-logam non- ferrous lainnya, karena
logam non-ferrous dalam keadaan murni (tunggal) belum memiliki sifat kekuatan
yang tinggi.
A.
Logam
Tembaga dan Paduannya (Copper And Copper Alloy)
Tembaga
(copper) adalah suatu logam berwarna kemerahan, mempunyai temperatur didih
(boiling point) 2600°C dengan berat jenis 8,96 gr/cm3 (sedikit lebih tinggi
dari baja (ferro) berat jenis 7,87 gr/cm3). Bersifat lunak, dapat dibengkokkan
(bending) dan dapat dirol (rolling, canai).
Elemen-elemen
tambahan yang terkandung didalam tembaga sedikit sekali hanya adanya oksigen
(O2) dalam bentuk Cu O2, dalam tembaga perdagangan kandungan Cu O2berkisar
antara 0,03 - 0,04%. Tetapi dengan hadirnya Cu O2dalam larutan tembaga justru
menambah sifat yang baik yaitu sifatnya ulet (thoughness), sifat fisis yang
sangat baik yaitu s,ifat tahan korosi, daya hantar listrik, heattransier/daya
hantar panas, karenanya dalam keadaan murni tembaga dipakai untuk alat-alat
listrik.
Untuk
keperluan konstruksi tembaga dipakai dalam bentuk tembaga paduan (Copper Alloy)
untuk peralatan mesin-mesin, transmisi, building industri dengan memakai
standar dari The American Institute of Metals (AIM) di USA. Beberapa contoh
logam paduan tembaga :
1. Kuningan (brass)
paduan tembaga dengan unsur utama seng (zinc, Zn) ada dua macam : Alpha
Brass (unsur zinc tidak lebih dari 36%) dan Alpha-Betha Brass (unsur zinc lebih
dari 36%). Perbedaan keduanya terletak pada struktur mikro logam brass,
mempunyai kombinasi sifat kekuatan dan keuletan pada komposisi 70% Cu dan 30%
Zn sebagai Alpha Brass, digunakan dalam teknik antara lain untuk tube (pipa)
catriges (selongsong/selubung). Alpha Brass ini disebut juga Yellow Brass.
2. Perunggu (bronze),
paduan tembaga dengan unsur utama
timah putih. (Sn) sebagai unsur paduan (alloy element) ada beberapa jenis
perunggu (bronze) tergantung dari unsur utama paduannya, contoh :
- Tin
Bronze, dengan unsur paduan utama timah putih (Sn).
-
Silikone Bronze dengan unsur paduan utama silikon (Si).
-
Aluminiun Bronzv, dengan unsur paduan utama aluminium (Al).
- Manganese
Bronze, dengan unsur paduan utama manganese (Mn).
a.
Bronze dengan unsur paduan utama Sn (timah putih),
diperdagangkan sebagai hasil produksi dengan kadar Sn kurang dari 19%. Pada
zaman dahulu pertama banyak dipakai sebagai "gun metal" sebagai senjata
kanon, membuat patung-patung, lonceng), dan sebagainya.
b.
Silikone
Bronze, mengandung 4-5% Si dan akan menambah daya tahan (resistensi) terhadap asam ( acid ) . Memungkinkan u n t u
k dibuatrol berbentuk batangan panjang sampai diameter
1/4" - 2". Bersifat akan menjadi keras apabila mengalami pengerjaan dingin (work hardenable) dan merupakan bronze yang paling
kuat diantara bronze yang work hardenable. Sifat mekanisnya setara dengan baja
lunak (baja karbon rendah, mild steel) sedangkan sifat ketahanan korosinya
setara dengan logam tembaga. Banyak dipakai untuk tanki, bejana tekan (pressure
vessel), marine construction, dan pipa tekan hidrolik.
c. Aluminium Bronze, disamping
komposisi elemen Cu dan Sn, masih terdapat elemen aluminium (A1) sampai 9,8%, dimana
dalam produksi kadar aluminium
antara 5-11%.
B. Logam
Aluminium dan Paduannya
logam aluminium merupakan logam yang
relatif baru. Pada saat ini penggunaan
logam aluminium sudah sangat
meluas bahkan rasanya sulit melukiskan bagaimana perkembangan industri
penerbangan tanpa adanya aluminiu. Elemen
alumunium cukup tersedia di bumi, dan terdapat t di alam berupa senyawa oksida
aluminium, dalam ikatan
yang sangat stabil sehingga oksida aluminium tidak dapat diproses reduksi
dengan cara seperti mereduksi logam-logam lain.
Proses reduksi elemen aluminium dari ikatan oksidasinya hanya dapat dilakukan
dengan cara elektrolisis.
Logam aluminium mempunyai beberapa
sifat yang penting sehingga dipilih
dalam kelompok logam konstruksi, antara lain
adalah sifat ringan tahan korosi, penghantaran listrik dan panas yang sangat baik. Karena berat jenis ringan (2,8 gr/cm3) walaupun kekuatannya
sangat rendah tetapi strength to weight ratio-nya masih lebih tinggi daripada logam baja, Sifat tahan
korosi pada aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan oksida aluminium
pada permukaan aluminium, dimana
lapisan oksida ini melekat pada permukaan dengan kuat dan rapat serta sangat
stabil (tidak bereaksi dengan kondisi
lingkungannya misalnya asam/basa).
sehingga
melindungi bagian dalam. Tetapi, oksida aluminium (A12O3) ini juga dapat menyebabkan tahan korosi menyebabkan logam aluminium menjadi
sukar dilas (welding) dan disolder.
Logam aluminium mempunyai titik
leleh pada 660,2°C tetapi titik lebur (boilding point) mencapai 2060°C. Logam
aluminium diperdagangkan (komersial) selalu mengandung
beberapa impurities element (s/d
0,8%) biasanya elemen ferro silikon dan tembaga.
Adanya unsur-unsur (elemen) impuritis ini menurunkan
sifat penghantaran
listrik dan
ketahanan korosi (tetapi tidak begitu besar), tetapi sebaliknya akan menaikan sifat kekuatannya (mekanis) hampir
dua kali lipat dari pada
aluminium murni. Namun kelemahan logam ini
adalah sifat
elastisitasnya sangat rendah, hampir tidak dapat diperbaiki
dengan cara memadukan elemen-elemen
lain ataupun proses pengolahannya
(fabrikasi produksi). Tetapi
keuntungan penggunaan logam ini adalah sangat mudah di
fabrikasi, dapat
dituangkan dengan cara penuangan apapun, dapat
dibentuk (shaping/forming) dengan berbagai cara misalnya rolling, stamping,
forging, drawing, exitruding
dan lain-lainnya untuk dijadikan bentuk yang
cukup rumit. Beberapa jenis logam
aluminium dan paduannya
yang penting, antara lain:
1.
Duralumin
(logam dural) paduan Al dengan 4% Cu ditambah sedikit Si, Fe dan magnesium (Mg). Logam dural
(Al - Cu). Cu 4,5% dan Mg 1,5% logam Mg akan memperkuat paduan Al-Cu tetapi
menyebabkan lebih sulit dibentuk.
Contoh pemakaian
antara lain : paku keling, mur/baut, bagian-bagian dari pesawat terbang, velg
roda mobil. Logam dural (Al-Cu) ditambah dengan 2% nikel dipakai untuk komponen yang bekerja pada temperatur tinggi, misalnya :
piston, cylinder head motor bakar.
2. Aluminium-manganese alloy
ditambahkan
elemen Mn 1,2% akan menyebabkan logam paduan Al sangat mudah dibentuk, baik
tahan korosi dan weldability (sifat mampu las) cukup baik. Contoh penggunaannya
untuk alat dapur, alat pengolah makanan dan penyimpanan makanan, bahan-bahan
kimia, pipa, tangki minyak dan tangki bensin dan lain-lainnya.
3. Aluminium-silikon alloy mengandung
elemen Si 12,5% menyebabkan logam mudah, ditempa dan memiliki koefisien
pemuaian yang sangat rendah, bila prosesnya dengan ditempa contoh pemakaian
piston (yang dibuat dengan tempat).
Apabila
prosesnya dengan tuang, dapat dibuat
untuk membuat benda tuangan yang rumit
konfigurasinya,alat pengolah makanan, karena logam alloy
ini sangat mudah dituang (castability) dan tahan korosi sangat baik
(bahkan elemen Si dipadukan sampai jumlah 12%). logam alloy
ini sangat mudah dituang (castability) dan tahan korosi sangat baik
(bahkan elemen Si dipadukan sampai jumlah 12%). Aluminium-magnesium alloy,
elemen alloy Mg (magnesium) dapat ditambahkan < 5%, bervariasi disesuaikan
dengan tujuan sifat-sifat mekanisnya.
Dengan penambahan 1,2%Mg dipakai untuk pipa saluran minyak dan
gas pada kendaraan bermotor; penambahan 2,5% Mg untuk saluran
minyak dan bahan bakar pesawat terbang (air craft). Pada penambahan 3,8% Mg untuk bahan baku komponen alat
pengolah makanan,
industri kimia, sepatu rem (brake shoes) dan lain-lainnya. Dengan penambahan Mg
yang lebih besar s/d 8% Mg adalah satu-satunya logam aluminium-magnesium alloy
yang mempunyai sifat mekanis yang paling baik diantara padua Al-Mg
yang lain, banyak dipakai
untuk komponen-komponen industri penerbangan (air craft construction).
C. Logam
Seng (Zinc) dan Paduannya
Logam seng (Zn) adalah logam
berwarna putih kebiruan kekuatannya rendah, temperatur leleh (melting point)
419,46°C dan l.,2 temperatur lebur (boiling point) hanya 906°C, dengan be-at
jenis 7,133 gr/cm3. Dengan sedikit kenaikan temperatur sifat kekuatan (mekanis) logam seng
berkurang demikian juga dengan sifat
uletnya (toughness). Bahkan pada temperatur rendah logam seng menjadi getas. Oleh karena
itu suatu komponen yang harus bekerja pada temperatur tinggi atau temperatur
rendah sebaiknya tidak dibuat dari
bahan logam seng. logam seng
mempunyai kecenderungan besar untuk mengalami
creep, bahkan pada temperatur kamar, oleh
karena itu benda yang terbuat dari seng jangan diberi beban berat, karena mudah terjadi creep dan akhirnya putus, walaupun beban itu masih
jauh di bawah kekuatannya. Karena posisi logam
seng dalam deret volta mempunyai valensi
potensial listrik yang lebih rendah dari logam ferro maka logam seng dipakai
untuk pelapisan baja untuk pencegahan
korosi. Logam seng
lebih anodik daripada logam ferro, sehingga dalam suasana yang korosif logam
seng akan termakan lebih dahulu
sedang logam ferro akan terlindung
dari korosi selama logam seng masih belum habis "dimakan" korosi.
Teknik pelapisan ini disebut galvanizing dengan proses heat treatment cara
electrogalvanizing.
Pemakaian
logam seng dalam teknik hampir 40% untuk pelapisan (galvanizing) pada baja,
25% untuk logam paduan dengan logam tembaga dihasilkan logam brass (kuningan).
Untuk bahan paduan logam Cu menjadi kuningan maka tingkat kemurnian seng sangat
menentukan, agar logam brass mudah dikerjakan dalam keadaan panas (hot work).
D.
Logam
Nikel dan Paduannya
Logam nikel
adalah suatu logam yang berwarna putih perak, mempunyai berat jenis 8,90 dengan
titik leleh 1455°C dan titik lebur (boiling point) 2730°C, termasuk nilai
ekonomisnya mahal kira-kira 3 kali lipat nilai ekonomis (harga) logam tembaga.
Memiliki sifat fisis-mekanis yang baik sekali, yaitu tahan korosi, tahan
oksidasi, tahan pada temperatur tinggi, dapat membentuk larutan padat yang
ulet, kuat dan tahan korosi dengan banyak logam-logam lainnya.
Hampir 60% logam nickel digunakan sebagai element paduan pada logam ferro
sebagai baja tahan karat (stainless steel) dan baja paduan lainnya. Penambahan
logam nikel ke dalam baja pada umumnya dimasukkan untuk memperbaiki kekuatan
(tanpa mengurangi keuletan), memperbaiki sifat tahan korosi, tahan panas dan
menaikkan hardenability.
Dengan tujuan memberikan sifat tahan korosi dan menambah warna yang
menarik, logam nickel dipakai untuk pelapisan pada logam lain. Pada logam
paduan nickel dengan logam nickel sebagai element utamanya (nickel base) banyak
sekali dipakai sebagai logam monel, Nichrome, dan juga sebagai element paduan
yang memberikan andil yang besar untuk membuat logam-logam paduan tahan
temperatur tinggi. Contoh paduan nickel yang banyak dipakai, yaitu:
1.
Monel, adalah
paduan nickel (Ni = 67%) dengan logam tembaga (Cu = 28%) dan element logam lain
ferro, Mn, Si. Penggunaan logam monel banyak untuk industri kimia, bahan
makanan dikarenakan sifat tahan korosinya yang sangat baik di samping sifat
kekuatan dan keuletannya dan tahan temperatur tinggi. Logam monel dapat
bertahan sifat fisis dan mekanisnya sampai temperatur kerja 750°C.
2.
Paduan
Nickel-Chrow-Ferro (Nichrom) banyak digunakan untuk tahanan
listrik, pada alat pemanas listrik hal ini karena sifat tahan oksidasi dan kuat
pada temperatur tinggi.
3.
Paduan
Hastelloy, adalah paduan nickel dengan berbagai logam lain, seperti komposisi :
Ni-Cr-Mo-Fe (Hastelloy C dan X). Paduan hastelloy ini dikenal tahan korosi
terhadap beberapa asam kuat . HC1, H2SO4, H2P04.
Karena
sifat-sifat yang demikian ini hastelloy dipakai untuk komponen pompa dan katup,
nozzle, asam kuat dan tahan temperatur tinggi
E. Logam Babbit
(Babbit Metal)
Logam Babbit
adalah logam paduan empat element logam (quarternary alloy atau ternary alloys)
dari element-element Timah putih (Tin, Sn), Timah hitam (lead, Pb), Antimony
(Stibium, Sb), dan Tembaga (Copper, Cu), Logam paduan ini ditemukan oleh ISAAC BABBIT di USA (pada tahun 1839).
Logam Babbit dipakai untuk bahan bearing (bearing metal). Bearing (bantalan)
adalah bagian mesin yang berfungsi meneruskan/memindahkan beban antara dua permukaan
yang saling bergesekan. Sedangkan bantalan (bearing), yaitu bantalan luncur (sliding
contact bearing) dan bantalan gelinding (rolling contact bearing). Pada umumnya
logam babbit dipakai untuk bantalan luncur.
Syarat untuk bahan bantalan luncur antara
lain adalah logam memiliki koefisien gesek rendah (terutama bantalan kering
tanpa pelumas), tahan aus, angka kekerasan cukup rendah, memiliki angka
konduktivitas panas yang tinggi (agar mengalirkan panas yang teriadi karena
kontak). Contoh komposisi element babbit metal sebagai berikut: Sn (83,3%)
sebagai logam utama, Cu (8%), Sb (8,3%) dan Pb (0%) berarti ternary alloy
Babbit.
Contoh lain yang quarternary Babbit alloy
adalah Cu (2Q, Sn (65%) sebagai logam utama, Sb (15%) dan Lead/Pb (18%).
0 Response to "Logam Non Ferrous Dan Jenisnya "
Posting Komentar